Ukuran

UKURAN DALAM WEDA
Dalam Veda sudah dikenal besaran jarak yang dikenal dengan istilah Yojana dan turunannya. Istilah ini dapat ditemukan antara lain dalam Bhagavata Purana 10.57.18.

Satuan Jarak dalam Veda antara lain :

8 Paramanu = 1 Trasarenu
8 Trasarenu = 1 Renu
8 Renu = 1 Balagna
8 Balagna = 1 Likhya
8 Likhya = 1 Yuka
8 Yuka = 1 Yava
8 Yava = 1 Angula
24 Angula = 1 Hasta
4 Hasta = 1 Danda
2000 Danda = 1 Krosha
4 Krosha = 1 Yojana
1 Danda = 1 Meter
1 Angula = 1,0416 cm

Dan ternyata pernyataan Veda mengenai Keliling bumi dalam Surya Sidhanta sangat sesuai dengan pengetahuan modern saat ini, yaitu 4.02×10^7 Danda = 4.02×10^7 Meter

Satuan Massa dalam Veda antara lain sebagai berikut;
10 Krishnala = 1 Maasha
16 Maasha = 1 Suvarna Pala (Pala
Emas)
32 Maasha = 1 Raupya Pala (Pala
Silver)
48 Maasha = 1 Lauha Pala (Pala
Besi)

Untuk Temperatur (Linka), Veda mengenal satuan-satuan berikut;

1 Pralinka = 1 Padakakshya = 0.885.
o C4 Pada Kakshya =
1 Kakshya = 3,54 oC
6 Kakshya = 1 Linka = 21,24 o C
113 Pada Kakshya pada titik air =
100 oC
101 Kakshya = titik didih merkuri
(air raksa) = 357 oC
50 Linka = titik didih emas =1.062
oC

Satuan Waktu dalam Veda antara lain;

(a) Untuk ukuran waktu yang kecil;

TRUTI = 1/33.750 detik adalah unit
terkecil dari waktu dalam
Veda
100 Truti = 1 Tatpara,
45 Tatpara = 1 Nimesha
30 Nimesha = 1 Prana = 4 detik,
3 Nimesh = 1 Vipala = 0,4 detik.
60 Vipalas = 1 Pala = 24 detik
60 Palas = 1 Ghatika = 24 Menit
60 Ghatikas = 1 divas = 1 hari atau
24 Jam
7 divas = 1 Saptah = 1 minggu
15 divas = 1 Paksha = 1 Fortnight
2 Paksha = 1 Maas = 1 Bulan
2 Maas = 1 Ritu = 1 Season
6 Ritu = 12 Maas = 1 Varsha = 1
Tahun
100 Years = 1 Shatabda
10 Shatabda = 1 Sahasrabda =
1 Milenium = 1.000 tahun

(b) Untuk ukuran waktu yang besar;

432 Sahasrabda = 1 Kali Yuga atau
Yuga = 432.000 tahun
2 Yug = 1 Dwapara Yuga = 864.000
tahun
3 Yug = 1 Treta Yuga = 1296.000
tahun
4 Yug = 1 Satya Yuga = 1728.000
tahun
10 Yug = 1 Maha Yuga = 4,32 Juta
Tahun
1000 Maha Yuga = 1 Kalpa = 4,32
Miliar Tahun = Siang hari
Brahma
2 Kalpa = 1 hari Brahma = 2.000
Maha Yuga = 8,64 Miliar
Tahun
360 hari Brahma = 1 Tahun Brahma
= 3.110,4 Miliar Tahun =
3,1104 Triliun Tahun
1 Maha Kalpa atau Brahma Ayu =
100 tahun Brahma = 311,04
Triliun Tahun = 3.1104 X 1014
Tahun matahari=
311.040.000.000.000 tahun
matahari.

Satuan turunan dari waktu yang lain antara lain;

2 Ghatkas = 1 Muhurta = 48 Menit 60 Ghatikas = 30 Muhurtas = 1 Hari 2,5 Ghatikas = 1 Hora = 1 Jam
2 Paksas = 1 Maas = 1 Bulan

# Shukla Paksha (waktu setelah bulan mati s/d bulan purnama)

# Krishna Paksha (waktu setelah bulan purnama s/d bulan tilem)

Sekte Hindu di Bali

Om Swastyastu.
SEKTE HINDU DI BALI PADA ZAMAN DULU YG PERNAH ADA

Sekte agama Hindu di Bali.
1. Sekte Bhairawa, sekte ini memuja Durgha di pure Dalem. sekte ini selalu berhubungan erat dg kekuatan magis, sekte ini juga dianggap pemuja Durga yg dikonotasikan dg ilmu pengeliakan. Peninggalan sekte ini berupa banten segehan, tabuhan tuak- arak, berem, caru, dan lawar dg daging cincang dan darah mentah. Pemujaan terhadap Ratu Ayu atau Rangda adalah peninggalan dari sekte ini.
2. Sekte Brahmana (Smartha), sekte ini memuja Dewa api yg sama dg memuja Dewa Brahma, karena dalam suatu upacara keagamaan Dewa Api / Agni dianggap sebagai pemimpin upacara (purohita). Sekte ini di Bali diberi nama seperti ini karena digagas oleh para Brahmana. Salah satu upacara yg paling populer adalah upacara Agni Hotra. Dalam praktek upacara sekarang ini, penggunaan dupa, dipa, dan api cakep merupakan peninggalan sekte Brahmana ini.
3. Sekte Siwa Sidantha, sekte ini memuja Dewa Siva dalam wujud Tri Purusa yaitu : Parama Siva, Sada Siva dan Atma Siva, Dewa2 lainnya merupakan perwujudan atau manifestasi dari Siva. Sekte Siva Sidantha juga menggunakan 3 kerangka dasar dalam melaksanakan agama yaitu : Tatwa, Susila/Etika dan Upacara/Acara.
4. Sekte Waisnawa, sekte ini memuja Dewa Wisnu dan Saktinya Dewi Sri. Dewa Wisnu diyakini telah turun kedunia ini dalam bentuk awatar sebanyak 9 kali, dan akan turun lagi di akhir jaman berwujud Kalki. Awatara turun untuk menyelamatkan dunia/alam ini dari ancaman keangkaramurkaan.
5. Sekte Pasupatha, sekte ini juga pemuja Dewa Siva, tapi mereka lebih fokus kepada pemujaan terhadap Lingga – Yoni. Diyakini lingga dan Yoni menyatu akan melahirkan kemakmuran, kedamaian, ketenangan, kebahagiaan dan lainnya.
6. Sekte Bodha / Sogatha, Sekte ini memuja Sang Budha Sidartha Gautama, banyak patung2 Buda masih ada di pura2 di Bali sampai saat ini. Dalam upacara keagamaan juga ada pengaruh sekte Bodha yaitu berupa penggunaan uang kepeng (pis bolong),
7. Sekte Rsi, ini adalah kelompok pertapa di hutan atau di pegunungan. Mereka meninggalkan pengaruh dunia. Rsi adalah orang2 yang telah di dwijati yg bukan berasal dari wangsa Brahmana.
8. Sekte Sora, Sekte ini memuja Dewa Surya/Dewa Matahari. Pemujaan ini masih ada sampai saat ini. Pemujaan ini disebut Nyurya Sewana. Ini biasa dilakukan oleh para pendeta pada saat mata hari baru terbit di ufuk timur. Dewa Surya juga dipuja setiap adanya Upacara, karena Dewa surya dianggap sebagai saksi/upasaksi dalam upacara itu. Dewa Surya akan dpt menyucikan alam beserta isinya ini. Dalam suatu upacara tertentu kadang2 dibuatkan Sanggah Surya sebagai stana Dewa surya sebagai saksi dan penerang upacara tersebut. Peninggalan lain dari sekte surya ini adalah adanya pelinggih surya di pura, adanya puja siwa raditya dll.
9. Sekte Ganapathya, sekte ini memuja Dewa Ganesha/Gana. Patung Dewa Ganesha banyak ditemukan di pura2 di Bali. Dewa Gana dipercaya sebagai Dewa penghalau rintangan, pelindung,maka dari itu patung Dewa Ganesha biasanya diletakkan di bagian luar pagar pura. Caru Rsi Gana merupakan salah satu wujud pemujaan terhadap Dewa Ganesha.

Saat pemerintahan Dharma Udayana di Bali, pada th caka 910 atau thn 988 M, masyarakat kurang begitu harmonis dalam melakukan ajarannya. Mereka sering saling mencela, menjelekkan antara sekte satunya dg sekte lainnya. Maka di pura Samuhan tiga dilaksanan pertemuan para pendeta sekte yang dipimpin oleh Mpu Kuturan utk menyatukan sekte-sekte ini dengan Keputusan :
1. Dewa tertinggi umat Hindu adalah Brahma, Wisnu dan Siwa.
2. Setiap Desa Pakraman harus didirikan Kahyangan Tiga, (penjelasan dibawah).
3. Disetiap keluarga (Rumah Tangga) didirikan Sanggah Rong Tiga, sebagai tempat memuja Tri Murti atau Leluhur/Dewa Hyang. Untuk penganut Siva Sidantha , Sanggah Rong Tiga juga untuk stananya Dewa Parama Siwa, Sadha Siwa dan Atma Siwa.
Sebutan Tri Sadhaka, dan uraian ttg Kahyangan Tiga sebagai tempat Sembahyang bersama yaitu Pura Dalem (pemujaan Siwa), Pura Desa (pemujaan Brahma), dan Pura Puseh (pemujaan Wisnu).

Demikian semoga bermanfaat.
Ampure,
Om Santi Santi Santi Om.

Sekte sekte dalam Hindu

Om Swastyatu.
Aliran/Sekte/Sampradaya dalam Hindu.
Ada banyak aliran/sekte/sampradaya dalam agama Hindu di India antara lain :
1. Sekte tergolongWaisnawa,
pemuja Dewa Wisnu dan Dewi
Laksmi.
1.1. Wadagalai
1.2. Tengalai
1.3. Ramanandi, mengutamakan
pemujaan kpd Rama, Sita,
Laksmana, dan Hanuman.
1.4. Wallabhacarin atau Rudra
Sampradayin yaitu Krsna
sebagai Bala Gopala.
1.5. Caitanya, memuja Gouranga
atau penganjurnya sebagai
reinkarnasi Krsna.
1.6. Nimbarka, pengikutnya
menyembah Krsna dan Radha.
1.7. Madhwa, ini sering disebut dg
nama Ananda Tirta dan Purna
Prajna. Mereka memuja Krsna.
1.7.1. Wyasakuta.
1.7.2. Dasakuta.
1.8. Radha Wallabhi, memuja Krsna
sebagai Radha Walabha.
1.9. Sekte2 Waisnawa lainnya
adalah : Carana Dasi, Dadu
Pnthi, Hari Candi, Kabir Panthi,
Khaki, Maluk Dasi, Mira Bai,
Madhawi, Rayi Dasi, Senai,
Sakhi Bhawa, dan
Sadma Panthi.
2. Sekte Saiwa.
2.1. Brahmana Smarta dari selatan.
Mereka memuja Dewa Siwa.
2.1.1. Wadama, Wada Desa
Wadama, Cola Desa
Wadama, Inji Wadama.
2.1.2. Brhatcaranam,
Mazhainattu Brhatcaranam,
Pazhamaneri Brhatcaranam,
Milaghu Brhatcaranam,
Kandramanika Brhatcaranam.
2.1.3. Wathimar.
2.1.4. Astasahasram.
2.1.5. Coliya.
2.1.6. Gurukkal.
2.2. Brahmana Saiwa dari Malabar.
2.2.1. Nambudiri.
2.2.2. Muse.
2.2.3. Embantiri.
2.3. Brahmana dari Bengala.
2.3.1. Cakrawarti.
2.3.2. Cunder.
2.3.3. Roy.
2.3.4. Ganguli.
2.3.5. Coudhury.
2.3.6. Biswa.
2.3.7. Bagei.
2.3.8. Majumdar.
2.3.9. Bhattacarji.
2.4. Brahmana Saiwa dari
Karnataka.
2.4.1. Smarta.
2.4.2. Hawiga.
2.4.3. Kota.
2.4.4. Siwali.
2.4.5. Tantri.
2.4.6. Kardi.
2.4.7. Padya.
2.5. Telugu Smarta.
2.5.1. Murkinadu.
2.5.2. Welandu.
2.5.3. Karanakammalu.
2.5.4. Puduru Drawidi.
2.5.5. Telahanyam.
2.5.6. Kanasimadrawidi.
2.5.7. Aruwela Niyogi.
2.6. Lingayat. Ini juga sering disebut
dg nama Wirasaiwa. Mereka
memuja Siva lingga.
2.7. Sekte Saiwa lainnya.
2.7.1. Akas Mukhi.
2.7.2. Gudara.
2.7.3. Jangama.
2.7.4. Karalingi.
2.7.5. Nakhi.
2.7.6. Rukhara.
2.7.7. Sukhara.
2.7.8. Urdhabahu,
2.7.9. Ukkara.
3. Gaura, memuja matahari.
4. Ganapatya, memuja Ganesa.
5. Kaumara, memuliakan Skanda.
6. Naidu, Kamma Naidu, Catty,
Mudaliar, Goundar, Pillai, Nair,
Nayanar, Reddy, Nanak Sahi,
Udasi, Ganibaksi, Ramrayi, Sutra
Sahi, Gowinda Sinhi, Nirmala,
Naga, Baba Lali, Prana Nathi,
Sadhu, Satnami, Siwa Narayani,
8. Arya Samaj .
8.1. Gurukula.
8.2. Pathasala Suddhi.
9. Brahma Samaj.
9.1. Adi Brahma Samaj.
9.2. Saddharana Brahma Samaj.
10. Jaina
10.1. Swetambara.
10.2. Digambara.
11. Sikh.

Demikian beberapa aliran yg terdapat dalam agama Hindu di India, sedangkan aliran Hindu yang ada di Bali belum dibas, semoga ada waktu untuk membahasnya dikemudian hari.
Om Santi Santi Santi Om.

SAMSKARA HINDU

Om Swastyastu,
Samskara menurut Weda.
Samskara adalah upacara-upacara pemurnian atau penyucian diri bg umat Hindu.
Hal ini disebut. Dalam kitab Weda SMRTI Manawa Dharmasastra disebutkan ada beberapa jenis samskara yaitu :
1. Garbhadana; yaitu upacara yang dilakukan setelah perkawinan atau pada saat proses penciptaan. Inti upacara ini sang suami membaca doa, dan harapan agar anaknya nanti menjadi apa, maka anak akan lahir sebagaimana harapannya.
2. Pumsawana, upacara yang dilaksanaka pada saat anak berumur 3 bulan, karena pada bln tersebut lapisan makanan(anna maya kosa) dan lapisan vital (prana maya kosa) anak terbentuk.
3. Simantonnayana, dilaksanakan pada saat kandungan berumur 7 bulan, yg bertujuan agar sang istri terhindar dari pengaruh jahat dan sang janin memperoleh kesehatan.
4. Jatakarna, merupakan upacara bayi baru lahir, dimana sang ayah menyambut sibayi serta mendoakan agar si anak berumur panjang, sehat dan sejahtera, serta memberi sibayi makan madu dan mentega.
5. Namakarana, yaitu upacara pemberian nama yg dilakukan pada saat bayi berumur 10, 11 atau 12 hari.
6. Annaprasana, upacara yg dilaksana pada saat bayi berumur 6 bulan, dimana sibayi pertama kali boleh memakan makanan padat.
7. Cudakarana, yaitu upacara potong rambut pertama, yg dilakukan pada tahun ketiga umur si anak.
7.1. Karnawedha, upacara pelubangan telinga dilakukan pada saat anak menginjak umur ke 5 atau ke 7, atau setahun terahkir setelah upacara upacara Cudakarana.
7.2. Widyarambha/Aksarabhyasa, yaitu upacara pengenalan hurup pertama kali, agar anak suka dg hurup.
8. Upanayana, yaitu upacara anak mulai remaja, dimana anak mulai belajar kerohanian. Pada saat belajar anak akan diberkan tongkat dan mantra gayatri. Upacara ini dilakukan pada si anak berumur 8 tahun bagi Brahmana, 11 tahun bagi Kesatria, dan 12 tahun bagi Waisya, atau sumber lain mengatakan 5 thn bagi Brahmana, 6 thn bagi Ksatria dan 8 thn bagi Waisya.
9. Samawartana, yaitu upacara pemberian hadiah kepada gurunya upacara akan kembali pulang kerumah.. Upacara ini dilaksanakan setelah anak menamatkan pendidikan kerohaniannya. Si anak akan melanjutkan tingkat kehidupannya ke jenjang Grahasta.
10. Wiwaha, yaitu upacara perkawinan untuk mengawali jenjang kehidupan Grahasta.
10.1. Wanaprastha atau Sanyasa, yaitu upacara yg dilakukan ketika akan melaksakan Wanaprastha atau pergi kehutan utk meningkatkan kerohanian dan meninggalkan pengaruh dunia.
10.2. Pretakarma, yaitu upacara pembakaran mayat atau jenazah. Upacara ini dilakukan oleh keluarga yg meninggal, dan bertujuan utk membebaskan keterikatan sang atman terhadap badan kasarnya, atau kebiasaan2 selama hidupnya.
Demikian, mohon maaf atas kekurangannya, karena masing2 sumber kitab Weda agak berbeda.
Om Santi santi santi Om.

Muhurtas

30 MUHURTAS IN A DAY AND
A NIGHT

Śatapatha Brāhmaṇa describes a muhūrta as 1/15th portion of a day ( here day means the time from sunrise to sunset).
Assuming Sunrise at 6 AM :

No. Daily Period Name. Quality,

1. 06:00 – 06:48 Rudra Inauspic
ious
2. 06:48 – 07:36. Āhi.   Inauspic
ious
3. 07:36 – 08:24. Mitra. Auspici
ous
4. 08:24 – 09:12. Pitṝ      Inauspic
ious
5. 09:12 – 10:00. Vasu   Auspic
ious
6. 10:00–10:48. Vārāha  Auspic
ious
7. 10:48–11:36. Wisve.  Auspic
devā      ious
8. 11:36 – 12:24. Vidhi  Auspic
ious –
except
Mondays,
Wednesdays
and Fridays

9. 12:24–13:12  Suta
mukhī    Auspic
ious

10.13:12 –14:00  Puru
hūta.   Inauspic
ious

11.14:0014:48  Vāhinī   Inauspic
ious

12.14:48 –15:36. Nakta.   Inauspic
nakarā  ious

13.15:36 – 16:24 Varuṇa  Auspic
ious

14.16:24 – 17:12  Arya.    Auspic
man.     ious –
except.
Sundays 15.17:12 – 18:00  Bhaga  Auspic
ious

16.18:00 – 18:48  Girīśa.   Inauspic
ious

17.18:48 – 19:36  Aja.   Inauspic
pāda. ious
18.19:36 – 20:24 Ahir-
Budhnya.    Auspic
ious 19.20:24 – 21:12. Puṣya.   Auspic
ious

20.21:12 –22:00 Aśvinī      Auspic
ious

21.22:00 –22:48.  Yama   Inauspic
ious

22.22:48–23:36 Agni. Auspic
ious

23.23:36–24:24. Vidhātṛ  Auspic
ious

24.24:24–01:12 Kaṇḍa. Auspic
ious

25.01:12–02:00 Aditi. Auspic
ious

26.02:00–02:48.  Jīva/
Amṛta.       Very
Auspic
ious

27.02:48–03:36  Viṣṇu.  Auspic
ious
28.03:36–04:24  Dyum.  Auspic
adgad.    ious
yuti
29.04:24–05:12 Brahma.  Very.
Auspic
ious for
Mantra
Japa or
Prayer 30.05:12–06:00  Samu       Auspic
dram        ious

Note : each Muhurthas concist of
48 minutes.
Name = Name of Muhurtas.

 

Name = Name of Muhurtas.

Matra of Siva

Originally Answered: What are the most powerful mantras?

The most powerful mantra is om namah shivaya. It is the king of the five holy mantras and multiplies it’s power by ten. But I shall convey a different mantra. Many of my followers have seen that I have not been posting. This is due to continued meditation upon shiva and shakthi. After meditating for 15 days (12 hours a day) a mantra came to me. This mantra helps connect you to the 4th dimension, thereby becoming one with time. It has no literal meaning as it is combined with sanskrit, and 2 lost languages.

The mantra is

Om namo namah kala. Maha kala.maha chakra. Sudavarshina. Maheshvara ,sathyavida. Om namo namah kali. Maha kali. Maha mahadevi. Mahamaheshvari. Sathyam. Sarah. Siddhaya.namaha

This holy mantra calls upon shiva and shakthi in the form of kala and kali. Kala is the grand disc of time, while kali manifests herself as theenervy that makes the disc run. By chanting this mantra you tap into, and integrate with the 4th dimension ( kala), and become merged with time.

if the mantra is chanted 125,000 times the praction er is able to do amazing things. They may be able to see the future,start to anti age, live to at least 80 – 100 years, see inkling’s of the past, be able to go beyond the mundane understanding of time.they can also slow down and speed up time.7

If the practitioner chants the mantra 500,000 times they shall have received the first level of mastery over this mantra. They shall be able to change the vibration of the past , to change their future. Technically no one can travel back in time, until they reach samadhi, but we shall get around that.you can manifest whatever you want in the future and have a clear vision of what will happen.

If the mantra is chanted 3 million times one shall be able to use parralel universes and quantum fields to do anything. They can travel across fields of energy. They have a clear vision of the future and past.

If the mantra is chanted 10 million times the practioner gets all benefits listed above. They shall recieve 5 siddhis.they shall have a clear vision of all that is happened. They can also see current events in any part of the universe. They can change the future to their liking. They may also be able to change the effects of the past on the future.

If the mantra is chanted for 360 repetitions of 360,000 chants somewhere along (129- 130 million chants) they shall acheine complete mantra siddhi over the mantra. They shall be able to see everything that is happening in the universe with a complete, and undisturbed vision. They shall be able to move astral ly anywhere in the universe. They shall be able to change the past using parralel dimendions.( One cannot travel back in time, but events that have happened can seemingly dissappear into thin air. This is due to the reality of your being being shifted. This is extremely difficult to do, therefore requires a massive amount of chants. )You shall choose the time of your death. The limits of time shall not affect you. You shall exude perfect light. You can travel between lokas and dimensions.

If this mantra is chanted 1,200 times with 360 repetions( duration of kali yuga) they shall move past the effects of kali yuga. If they chant it 2400 times for 360 repetitions. they shall move past the effects of dwapara yuga.If they chant it 3600 times for 360 repetitions they shall move past the effects of treta yuga.if they chant it 4800 times they shall move past the effects of satya yuga and become one with bliss.

Ratu ped

Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling

Berikut akan diulas secara singkat kisah Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling”, Hiduplah seorang Pangeran yang bertempat tinggal di Gunung Kila, yang bernama Pangeran Jumpungan. Pangeran Jumpungan menjadi seorang Pendeta, sehingga mempunyai gelar Dukuh. Dukuh Jumpungan memiliki keahlian dalam hal membuat perahu, sehingga beliau membuat loloan di Nusa Penida dan di Ceningan. Dukuh Jumpungan mempunyai istri yang bernama Ni Puri. Dari perkawinannya ini melahirkan Pangeran Merja. Pangeran Merja mempunyai istri yang bernama Ni Luna, dari perkawinannya terlahir Pangeran Undur dan seorang putri yang bernama Dyah Ranggini. Pangeran Undur mempunyai istri bernama Ni Lumi, sedangkan sang putri diambil istri menjadi permaisuri oleh Dalem Sawang. Dari perkawinan Pangeran Undur lahirlah Pangeran Renggan. Keturunan Dukuh Jumpungan yang lain adalah Pangeran Jurang yang beristri Ni Jarum bertempat di Bukit Biye, Ni Luh Puri di Goa Lawah, Pangeran Yangga di Padang, Ni Runa di Sakenan dan Pangeran Cenes di Segara.

Dari perkawinan Pangeran Renggan dengan Ni Merahim, lahirlah dua orang anak, satu laki-laki, yang satunya adalah perempuan. Yang laki-laki bernama Pangeran I Gede Mecaling dan yang perempuan di beri nama Ni Tole. Ni Tole kemudian menjadi permaisuri Dalem Sawang yang menjadi raja di Nusa Penida. Sedang Pangeran I Gede Mecaling mempunyai seorang istri yang bernama Ratu Ayu Mas Lebur Jagat atau Sang Ayu Mas Meketel atau Sang Ayu Mas Rajeg Bumi. Pangeran I Gede Mecaling menjadi Raja setelah Dalem Sawang wafat, karena berperang dengan Dalem Dukut.

Pangeran I Gede Mecaling sangat senang melakukan tapa brata yoga semadhi di Ped, pengastawaanya (pemujaan) ditujukan kepada Ida Bhatara Ciwa. Karena keataatan beliau melakukan yoga semadhi membuat hati Ida Bhatara Ciwa tersentuh. Siapakah yang melakukan yoga semadhi sedemikian hebatnya di bumi, sehingga Ida Bhatara Ciwa bersedia turun dari Swarga Loka untuk melihat di Bumi siapakah yang melakukan yoga sampai membuat hati beliau tersentuh. Dengan ketekunan tersebut Ida Bhatara Ciwa memberikan anugerah kesaktian berupa Kanda Sanga.

Kemudian, setelah mendapat panugrahan Kanda Sanga fisik Pangeran I Gede Mecaling menjadi berubah. Badan beliau menjadi besar, wajah beliau menjadi menyeramkan, taringnya menjadi panjang, suaranya menggetarkan seisi jagat raya. Sedemikian hebat dan sangat menyeramkan, maka seketika itu juga jagat raya menjadi guncang. Kegaduhan, ketakutan, kengerian yang disebabkan oleh rupa, bentuk dan suara yang meraung-raung siang dan malam dari Pangeran I Gede Mecaling membuat gempar di marcapada.

Melihat dan mendengar hal demikian, para Dewa pun ikut menjadi bingung karena tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kesaktian Pangeran I Gede Mecaling. Bahkan sesungguhnya para Dewata tidak ada yang bisa menandingi, tidak ada yang bisa mengalahkan kesaktian Pangeran I Gede Mecaling yang bersumber dari kedua taring beliau yang telah diberi anugrah oleh Ida Bhatara Ciwa. Selain dari taring (caling), Beliau juga memliki kesaktian Catur Sakti.

Akhirnya turunlah Ida Bhatara Indra untuk berusaha memotong taring Pangeran I Gede Mecaling. Setelah taring Pangeran I Gede Mecaling berhasil dipotong barulah beliau berhenti menggemparkan seisi jagat raya. Setelah itu Pangeran I Gede Mecaling kembali melakukan tapa brata yoga semadhi, pengastawanya di tujukan kepada Ida Bhatara Rudra. Lalu Ida Bhatara Rudra pun berkenan turun ke bumi untuk memberikan panugrahan kepada Pangeran I Gede Mecaling, berupa Panca Taksu, yaitu:
1. Taksu Balian
2. Taksu Penolak Grubug
3. Taksu Kemeranan
4. Taksu Kesaktian
5. Taksu Penggeger.

Salah satu Perancangan Ida
Dengan demikian Pangeran I Gede Mecaling memimpin semua Wong Samar dan Babhutan-Babhutan yang ada di bumi. Sebagai berikut Panjak Ida :
1. Sang Bhuta Asu
2. Sang Bhuta Narijana
3. Sang Bhuta Keli
4. Sang Bhuta Bregala
5. Sang Bhuta Sungsang
6. Sang Bhuta Terakas
7. Sang Bhuta Pelor
8. Sang Bhuta Landrang
9. Sang Bhuta Kiram
10. Sang Bhuta Rangsam
11. Sang Bhuta Tiyaksa
12. Sang Bhuta Suwanda
13. Sang Bhuta Kerandah
14. Sang Bhuta Wewerung
15. Sang Bhuta Bebahung

Pura Penataran Ped, Nusa Penida
Sebagai pengabih utama Ida Bethari Durga Dewi, Beliau diberi wewenang oleh Ida Bhatari Durga Dewi untuk mencabut nyawa manusia yang ada di bumi. Pangeran I Gede Mecaling juga di berikan wewenang sebagai penguasa samudra. Karena menguasai samudra sering juga disebut Ida Ratu Gede Samudra. Gelar Pangeran I Gede Mecaling yang diberikan oleh Ibu Durga Dewi yaitu Papak Poleng dan permaisurinya Sang Ayu Mas Rajeg Bumi diberi gelar Papak Selem. Pangeran I Gede Mecaling moksha di Ped dan istrinya moksha di Bias Muntig. Keduanya sekarang sebagai penguasa di bumi Nusa Penida dan mendapat wewenang sebagai penguasa kematian.

Dan akhirnya beliau bergelar Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling” atau “Ida Bhatara Ratu Sakti Mas Mecaling”.

Maka bagi umat Hindu yang ingin umurnya panjang, sehat, selamat dan lain-lain memohonlah kepada Beliau, Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling”. Semoga Ida senantiasa selalu ngicenin Waranugraha kepada kita semua, dan menjaga Pulau Bali dan Nusa Penida dari segala macam bencana dan mara bahaya.
#Rahayu

Tahap2an Belajar Ngeleak

Berikut ini tahap – tahap dalam mempelajari ilmu leak, yaitu:
.
1. Tahap Pertama Belajar NgLEAK
sisia (murid) akan diajarkan tentang bagaimana mengendalikan pernafasan, di Bali dan bahasa lontar disebut dengan MEKEK ANGKIHAN atau PRANAYAMA.
.
2. Tahap kedua belajar ngeleak
sisia (murid) akan diajarkan, dalam ajaran ini disebut ” NINGGALIN SANGHYANG MENGET“. disamping itu ditahapan belajar Menjadi Leak Bali ini sudah mulai diajari DASA AKSARA serta mantra yang berkaitan dengan keilmuan yang dipelajari.
.
3. Tahap ketiga belajar ngeleak
sisia akan diajarkan bagaimana dia melindungi diri dengan tingkah laku yang halus serta tanpa emosi dan dendam, diajaran ini disebut PENGRAKSA JIWA.
.
4. Tahap keempat belajar ngeleak
sisia akan diajarkan kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh, dalam bahasa yoga disebut MUDRA, karena mudra ini berupa tarian jiwa akhirnya orang yang melihat atau yang nonton dibilang NENGKLENG ( berdiri dengan kaki satu ). Mudra yang di pelajari persis seperti tarian siwa nata raja.
.
5. Tahap kelima belajar ngLEAK
pada Tahapan Belajar Menjadi Leak Bali ini barulah sisia (murid) akan diajarkan MEDITASI, dalam ajaran pengeleakan disebut ” NGEREGEP, yaitu duduk bersila tangan disilangkan di depan dada sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran menjadi tenang kemudian ngereh, dan ngelekas.
.
6. Tahap Keenam Belajar NgLEAK
Sisia (murid) akan diajarkan bagaimana melepas roh ( MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SABDA IDEP ) melalui kekuatan pikiran dan batin, berada diluar badan dan pada tahap akhir ini adalah ujian akhir disebut dengan NGEREH memohon anugrah dari Betari Durga, selaku dewanya ajaran Bhairawi.
.
Disamping itu sisia yang berhasil menguasai dengan memperoleh anugrah dari Dewi Durga akan menjumpai serta diuji langsung oleh roh dari keilmuan yang dipelajarinya.
misalnya :
.
Sisia (murid) yang mempelajari ajian julit putih akan beradu ilmu dengan rerencangan Dewi Durga berupa julit putih. sisia yang dinyatakan lulus adalah yang mampu bertahan ataupun memenangkan pertarungan sebelum fajar.
.
Yuk belajar ngeleak 😂

Satuan Waktu

Satuan Waktu Menurut weda

1 Nimisha = 1 Kedip Mata = 0,44
detik.
1 Kashtha. = 15 Nimisha = 0,11
Menit = 6,6 detik
1 Kala. = 30 Kashtha = 1,6
Menit
1 Muhurta = 30 Kala =48 Menit
1 Adhoratra/Divaratra = 30 Muhurta
(1 hari / 24 jam)
1 Bln. Manusia = 1 Hari Leluhur,
15 hr stlh bln mati adlh siang dan
15 hr stlh purnama adalah
malamnya.
30 Bln. Manusia = 1 bln leluhur.
360 Bln. Manusia = 1 tahun leluhur.
1 Thn. Manusia = 1 Divaratra Dewa
Uttarayana (6 bln matahari di
utara = Siang)
Dakshinayana (6 bln matahari di
selatan = Malam)
30 thn Manusia = 1 Bulan Dewa.
360 thn Manusia = 1 tahun Dewa.

Ada 4 Zaman (catur Yuga) dalam pandangan Hindu yaitu :

Satya Yuga, berlangsung 4000 thn
Dewa X 360 = 1.440.000 thn
manusia.
Treta Yuga, berlangsung 3000 thn
Dewa X 360 = 1.080.000 thn
manisia.
Dwapara Yuga, berlangsung 2000
thn Dewa X 360 = 720.000
thn manusia.
Kali Yuga, berlangsung 1000 thn
Dewa X 360 = 360.000 thn
manusia.

Diantara Yuga tersebut ada waktu pertemuan/ peralihan yang disebut dg Sandhyamsha, masingasing :
Satya Yuga ke Tretayuga 700 thn Dewa.
Tritayuga ke Dwaparayuga 500 thn Dewa.
Dwaparayuga ke Kaliyuga 300 thn Dewa.
Kaliyuga ke Satyayuga yang baru 500 thn Dewa.

Catur Yuga dijumlahkan waktunya dgn Samdhyamsha di dinamakan atau disebut 1 Mahayuga. Mahayuga berlangsung selama 12.000 tahun Dewa X 360 = 4.320.000 thn manusia.

71 kali Mahayuga di sebut 1 Manwantara (zaman Manu) atau sama dengan : 4.320.000 X 71 = 306.720.000 thn manusia.

14 Manwantara disebout 1 Kalpa, sama dengan 306.720.000 x 14 = 4.294.080.000 thn manusia.

Masing-masing Manwantara memiliki Manu, Sapta Rsi dan Dewa yang berbeda. 6 Manwantara telah dilewati, Manwantara ke 7 sedang berjalan, yang belum dijalani 7 Manwantara lagi.

1 Kalpa sama dengan 1 harinya Brahman.
Setelah 1 kalpa atau 1 hari/Divaratranya Brahman maka alam ini akan dilebur/kiamat (Pralaya) selama 1 hari/Divaratranya Brahman juga.

Silahkan dihitung sendiri, masih lama pralayanya, bukan? Karena dunia kita ini baru berumur belum setengah (0,5) kalpa, karena ini sedang berada pada manwantara ke-7 dari 14 manwantara.
Tenang….banyak waktu utk melakukan subhakarma.

Ampura…..nggih…..

Cat. :
(=) dibaca sama dengan/
kurang-lebih sesuaikan dg Konteks.
konteks.

Garis lurus

~JALAN DIANTARA DUA TITIK~

#JALAN TERCEPAT yang MENGHUBUNGKAN di antara dua titik adalah sebuah garis lurus…. Tapi bagaimana jika diantara dua titik tersebut terdapat rintangan dan hambatan..? Maka, mau tidak mau… JALAN yang berliku mesti DITEMPUH..

#ALAM punya KECERDASANNYA sendiri dalam menemukan JALAN yang TERCEPAT dalam MENGHUBUNGKAN dua titik tersebut.. Bagaikan air sungai dari gunung yang turun menuju lautan. Mungkin JALUR sungai itu berkelak-kelok…

#Namun, itulah JALUR yang paling EFEKTIF dan TERCEPAT yang menghubungkan sumber air di pegunungan dengan lautan luas…

#Demikian juga diri kita dengan HARAPAN serta IMPIAN kita….

#Jika TUHAN sudah meRESTUinya, dan jika TUHAN sudah BERKEHENDAK untuk mempertemukan dua titik… Entah bagaimanapun jalan berliku yang mesti ditempuh.. Suatu saat kita pasti akan meraihnya..

#Jika kita BERGERAK seirama dengan ALAM… Jika kita bergerak dalam BIMBINGANNYA…. Maka, kita akan diberikan JALUR yang paling EFEKTIF dan paling CEPAT dalam mencapai titik TUJUAN kita….

#Namun, jika kita terlalu berambisi. Sehingga menjadi buta serta tuli terhadap BIMBINGANNYA…. Maka, bisa jadi. Rute terpendek yang kita rancang, ternyata menjadi rute terpanjang yang pernah ada.

Bukankah banyak buktinya….

#Ada orang yang terlalu berambisi dalam meraih KEKAYAAN, sehingga gelap mata dan mengambil rute terpendek melalui JALAN pintas yang menurutnya dapat menghantarkannya menjadi KAYA dengan CEPAT. Baik dengan korupsi, mencuri, menipu, merampok, dll… Namun, apa jadinya…? Rute terpendek tersebut akhirnya menjadi rute terpanjang dalam sejarah hidupnya, ketika dia harus mampir dulu untuk mondok di penjara….

#Demikianlah KENYATAAN HIDUP. Walau KEMAJUAN ILMU dan tekhnology sudah sedemikian majunya. KEHIDUPAN tetaplah suatu misteri… Sehingga, mau tidak mau. Kita harus mau MEMBUKA mata dan telinga. Untuk membaca dan mendengar TUNTUNANNYA, agar tidak tersesat jalan. Dan agar senantiasa berada di JALUR yang TEPAT dalam menuju IMPIAN.

#Dalam setiap harinya. Senantiasa BERDOA, agar TUHAN menempatkan dirinya di atas JALAN yang LURUS. Sebuah jalan TERCEPAT dan paling AMAN dalam meraih IMPIAN.

#JALAN yang LURUS dalam dunia NYATA, bukanlah seperti sebuah garis lurus yang menghubungkan dua titik.

#JALAN yang LURUS dalam KEHIDUPAN nyata, bisa jadi adalah sebuah JALAN yang penuh dengan belokan, penuh dengan lika dan liku. Namun, walau penuh liku. Itu adalah JALUR yang paling CEPAT dan paling AMAN untuk dilalui…

#Dan mungkin, jalan yang kita TEMPUH adalah sebuah JALAN yang penuh dengan lika-liku. Seolah panjang rute yang sudah kita tempuh, dan seolah masih jauh tanah IMPIAN dari jangkauan kita.

#Namun yakinlah, jika kita senantiasa BERSANDAR kepada TUHAN… Senantiasa membuka MATA dan HATI terhadap tuntunanNya… Maka, sesungguhnya.
Itu adalah JALAN yang paling LURUS dan JALAN yang paling CEPAT. Yang akan menghantarkan kita meraih IMPIAN…

#Dan selalu ada HADIAH besar,
Bagi orang-orang yang SABAR..

#Semoga JALAN yang kita tempuh hari ini,
adalah JALAN TERBAIK bagi diri kita masing-masing.